Berdasarkan hasil survei dilakukan Central Connecticut State University atau CCSU (2016) dalam World’s Most Literate Nations Ranked mengenai pemeringkatan literasi Indonesia berada di peringkat 60. Hal ini lantas menjadi permasalahan nasional bagaimana tingkat literasi anak-anak Indonesia.
Transformasi ke era digital selain berdampak pada anak-anak yang kecanduan dengan gawai, disisi lain juga sebabkan penurunan minat baca. Oleh karena itu, peran orang tua sangatlah penting bagi apa saja yang dikonsumsi sang anak.
Menanamkan budaya literasi atau membaca di masa sekarang memang tidak mudah. Sehingga peran Smart Parents ini sangat penting karena anak-anak akan mencontoh setiap kebiasaan Ayah dan Ibu termasuk literasi. Jadi kapan sebenarnya waktu dan cara tepat memperkenalkan budaya literasi pada si kecil?
Suyadi dalam Marwiyati & Hidayatulloh (2018: 67) mengemukakan tahapan pengenalan literasi anak itu bisa dimulai sejak dari dalam kandungan. Pada awalnya bisa dilakukan dengan cara stimulasi setiap masa perkembangannya sebagai berikut:
Literasi Masa Bayi
Tahukah Smart Parents mengajarkan stimulasi literasi sejak bayi itu bisa dilakukan lho. Mulai dari menyediakan buku-buku full color di sekitar si kecil untuk melatih fokusnya pada setiap gambar buku. Bisa dilakukan dalam posisi berbaring, tengkurap, hingga duduk dengan didampingi orangtua.
Dengan usia masih sangat kecil Smart Parents juga bisa melakukan dengan membacakan dongeng atau cerita. Dibiasakan di beberapa kegiatan seperti saat akan tidur setiap harinya akan membantu stimulasi otak bayi.
Usia Toddlers (2-3 Tahun)
Stimulus berikutnya saat si kecil umur 2-3 Tahun atau masa toddlers dimana sedang dalam masa aktif-aktifnya. Dilakukan dengan cara memberikan buku tidak hanya isinya teks saja tapi jenis buku ada kegiatan seperti menempel atau mewarnai sembari diajarkan untuk mengucapkan beberapa kosa kata objek.
Karena anak pada masa ini merupakan masa menambah berbagai kosa kata baru. Latihan dengan apa yang ada di buku untuk dibantu mengucapkan setiap nama objek dengan nyaring agar juga melatih pendengarannya.
Usia 3-6 Tahun
Dalam usia ini nalar si kecil sudah semakin jalan dan tidak hanya menyukai gambar saja melainkan ceritanya. Sehingga perpaduan antara gambar ilustrasi dengan cerita di usia ini akan sangat menarik untuk Smart Parents stimulus membiasakan mendengarkan cerita dan latihan membaca kalimat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kaderavek (2002), bahwasanya hakikat anak-anak mulai diajarkan literasi dari mulai bayi hingga enam tahun. Jadi perlu diperhatikan lagi pada masa tersebut sudah bisa mulai ditanamkan literasi meski dengan cara sederhana dengan membacakan dongeng secara terus menerus akan menstimulasi kemampuannya.