Hai SmartParents, sebagian dari Anda mungkin belum terlalu familiar dengan istilah stunting. Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu panjang. Masalah gizi kronis ini berdampak pada tinggi badan anak yang lebih rendah dibandingkan standar tinggi anak seusianya, sehingga anak tampak lebih pendek atau kerdil.
Banyak orang tua masih menganggap bahwa tubuh anak yang pendek hanyalah faktor keturunan. “Wajar saja, orang tuanya juga tidak tinggi,” begitu kira-kira anggapannya. Padahal, faktor genetik sebenarnya hanya memberi pengaruh kecil terhadap tumbuh kembang anak. Yang jauh lebih besar dampaknya justru berasal dari pola asuh, lingkungan sekitar, kondisi ekonomi, budaya, bahkan akses ke layanan kesehatan. Artinya, stunting bukan sesuatu yang harus diterima begitu saja ini bisa dicegah.
Itulah kenapa pencegahan stunting jadi salah satu perhatian utama pemerintah saat ini. Tujuannya jelas: supaya anak-anak Indonesia bisa tumbuh dengan sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan. Tidak hanya cuma tumbuh tinggi, tapi juga punya bekal emosional, sosial, dan fisik yang kuat untuk belajar, berinovasi, dan bersaing di dunia yang makin dinamis.
SmartParents, tahukah Anda bahwa upaya mencegah stunting sebaiknya dimulai sejak anak masih dalam kandungan? Masa 1.000 hari pertama kehidupan yang mencakup sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun adalah periode emas yang sangat menentukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, tubuh dan otak anak berkembang dengan sangat cepat, dan kebutuhan nutrisinya pun jauh lebih tinggi dibanding fase kehidupan lainnya.
Sayangnya, banyak yang belum menyadari bahwa kekurangan gizi pada periode ini bisa berdampak jangka panjang. Anak bisa mengalami pertumbuhan terhambat, yang dalam jangka panjang berisiko pada menurunnya kecerdasan, gangguan metabolisme, hingga rendahnya produktivitas di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting tidak bisa ditunda, dan peran orang tua khususnya ibu sangatlah penting.
Gizi Seimbang Dimulai dari Rumah
Pemenuhan gizi selama masa kehamilan tidak harus rumit atau mahal dan yang terpenting, ibu bisa memulainya dari dapur sendiri dengan menu sederhana namun bergizi. seperti sayur-sayuran segar, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Yang penting adalah memastikan adanya keberagaman jenis makanan agar kebutuhan makro dan mikronutrien terpenuhi.
Selain gizi, menjaga kesehatan ibu hamil juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan, dan rutin memeriksakan kehamilan, dapat membantu mencegah infeksi yang bisa memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Setelah Buah Hati Lahir, Apa yang Bisa Dilakukan?
Setelah Si Kecil lahir, tantangan baru pun dimulai. Namun, tenang saja, langkah-langkah sederhana berikut ini bisa membantu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal:
Berikan ASI Eksklusif Selama 6 Bulan
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Kaya akan nutrisi dan antibodi, ASI membantu membentuk daya tahan tubuh dan mendukung pertumbuhan anak secara alami.
Lanjutkan dengan MPASI Bergizi Seimbang
Setelah usia enam bulan, bayi mulai membutuhkan makanan tambahan. Pastikan MPASI yang diberikan bervariasi, kaya protein hewani, dan mengandung zat besi serta nutrisi penting lainnya. Hindari memberi makanan yang rendah gizi secara terus-menerus.
Perhatikan Kebersihan Lingkungan dan Makanan
Infeksi berulang seperti diare bisa mengganggu penyerapan gizi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan tempat anak bermain dan makanan yang dikonsumsi sangat penting
Rutin Memantau Tumbuh Kembang Anak
Bawa anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat untuk memantau tinggi badan, berat badan, dan perkembangan lainnya. Ini penting untuk mendeteksi tanda-tanda stunting sejak dini
Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Selain kebutuhan fisik, anak juga butuh stimulasi emosional dan sosial. Ajak anak bermain, berbicara, dan berinteraksi secara positif setiap hari. Kedekatan emosional dengan orang tua sangat mendukung perkembangan otak anak.
Setelah anak melewati usia dua tahun, bukan berarti upaya pencegahan stunting bisa dihentikan. Justru di usia 2–5 tahun, anak mengalami perkembangan pesat dalam hal motorik, bahasa, kognitif, dan sosial. Periode ini juga menentukan kesiapan anak memasuki dunia pendidikan.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
· Terus berikan makanan sehat dan bervariasi: Pastikan asupan nutrisi anak tetap lengkap dan bergizi.
· Ajak anak terlibat dalam kegiatan rumah tangga sederhana: Misalnya, merapikan mainan atau membantu menyiapkan makanan.
· Dorong anak aktif secara fisik: Bermain di luar, berlari, atau berolahraga ringan sangat baik untuk pertumbuhan fisik.
· Berikan stimulasi kognitif dan emosional: Ajak anak membaca buku cerita, bernyanyi, atau bermain peran untuk merangsang perkembangan otaknya.
· Jaga rutinitas harian: Tidur cukup, makan tepat waktu, dan suasana rumah yang stabil penting untuk kenyamanan dan pertumbuhan anak.
· Pantau pertumbuhan secara berkala: Jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan bila ada kekhawatiran.
Stunting bukanlah takdir yang harus diterima, tapi tantangan yang bisa dicegah dan pencegahannya bisa dimulai dari rumah. Dengan gizi yang seimbang, lingkungan yang sehat, dan perhatian penuh dari orang tua, Si Kecil bisa tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan cerdas.
Yuk, SmartParents, mari ambil peran aktif dalam memastikan masa depan anak yang lebih cerah. Karena anak sehat hari ini, adalah pemimpin hebat di masa depan.
Sumber:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018, April 7). Cegah stunting dengan perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180407/1825480/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2/
Hermina Hospitals. (n.d.). Cegah stunting dengan gizi tepat. https://herminahospitals.com/id/articles/cegah-stunting-dengan-gizi-tepat.html
Rumah Sakit Hasan Sadikin. (n.d.). Cegah stunting dengan gizi seimbang saat menyusui. https://web.rshs.go.id/cegah-stunting-dengan-gizi-seimbang-saat-menyusui/
Wahyuni, S. (2021). Upaya pencegahan stunting pada anak usia dini melalui perbaikan gizi dan edukasi kesehatan keluarga. Jurnal Smart Child, 2(2), 72–79. https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/Jsc/article/download/2149/1548/