Para SmartParents tahu tidak ternyata para Ayah juga bisa menjalani KB (Keluarga Berencana). Banyak orang mungkin baru mengetahui vasektomi dibanding jenis KB pada umumnya dilakukan perempuan.
Oleh karena itu, salah satu kontrasepsi Pria paling efektif dan sedang gencar disuarakan pemerintah adalah dengan melakukan vasektomi. Dengan metode lebih aman dan minim resiko ini berikut ini penjelasan mengenai sejarah hingga kelebihan dari vasektomi harus diketahui SmartParents.
Menurut “VASEKTOMI SEBAGAI ‘COUNTER GENDER INEQUALITY’ ” Vasektomi pada awalnya ditemukan oleh seorang ahli bedah dan anatomi dari Inggris yaitu John Hunter pda Tahun 1775. Dimana pada saat melakukan bedah mayat ditemukan obstruksi vas deferense tetapi pada testisnya normal bentuknya dan ukurannya.
Cooper pada Tahun 1883 melakukan eksperimen vasektomi pada anjing. Dengan didapati hasilnya bahwa berhasil selama 6 tahun anning bisa tetap melakukan senggama tanpa menimbulkan kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya bagian proksimal ligasi terisi banyak spermatozoa sedangkan bagian distal ligasi tidak ditemukan adanya spermatozoa.
Metode Vasektomi untuk mencegah kehamilan pun akhirnya semakin berkembang setelah abad ke 20. Dimana Amerika Serikat jadi negara pertama yang melegalisasi dan menerapkannya pada masyarakat telah memiliki istri berusia 30-40 tahun.
Metode vasektomi tanpa pisau mulai masuk ke Indonesia pada Tahun 1989 melalui dr. Apichart Nirapathpongporn dari Thailand. Hingga Tahun 1990 Indonesia mengirim 4 ahli untuk meninjau metode vasektomi ke Thailand. Sebanyak 233.470 akseptor atau 0,9% dari seluruh akseptor keluarga berencana melakukan vasektomi di akhir Tahun 1997.
Menurut terminologi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) vasektomi adalah MOP (Medis Operasi Pria). Merupakan salah satu metode kontrasepsi paling efektif dengan efek samping yang sangat kecil dibandingkan jenis lain seperti suntik, spiral, hingga IUD untuk perempuan.
Berikut beberapa kelebihan menurut jurnal “PERBANDINGAN PENERIMAAN ANTARA AKSEPTOR VASEKTOMI DAN AKSEPTOR STERILISASI TUBA” jika para Ayah SmartParents jika melakukan vasektomi setelah dirasa cukup memiliki jumlah anak:
Jika pada jenis Kb biasanya dilakukan perempuan akan mengakibatkan resiko fisik cukup tinggi dari mulai sirkulasi menstruasi tidak teratur hingga resiko naiknya berat badan. Namun, berbeda dengan vasektomi justru memiliki efek samping lebih kecil dan jangka pendek.
Yang akan dirasakan pria menjalani vasektomi ini hanya akan dirasakan pada awal setelah tindakan seperti nyeri atau pembengkakan. Setelah itu tidak akan ada efek jangka panjang berarti bahkan juga tidak akan berpengaruh pada gairah seksual.
Dibandingkan dengan jenis KB suntik atau pil yang harus melakukan kontrol rutin untuk suntik dan meminum pil vasektomi tentu lebih mudah. Karena dengan dilakukan sekali tindakan maka, SmartParents tidak perlu melakukan tindakan lanjutan yang tentu akan menambah biaya lebih mahal.
Rekanalisasi (penyambungan kembali) saluran sperma masih bisa dilakukan sewaktu waktu jika diinginkan. Jadi, jangan beranggapan ini sifatnya sterilisasi permanen walau memang biaya untuk menyambungkan kembali jadi lebih mahal.
Dengan melakukan vasektomi tentu akan menghilangkan kecemasan terjadinya kebobolan kehamilan. Sehingga menjalani keluarga setelah memiliki anak cukup membuat semakin harmonis dan bisa fokus untuk produktifitas bekerja tanpa perlu khawatir biaya banyak seperti jenis KB lainnya.