Smart Parents, belakangan ini Gen-Z seringkali disebut sebagai generasi stroberi bermental lemah. Pasalnya, saat ini banyak fenomena yang menunjukkan betapa mudahnya Gen-Z menyerah terhadap tekanan sosial, sebagaimana yang diungkapkan dalam buku Strawberry Generation karya Profesor Rhenald Kasali (2017).
Kendati disebut sebagai generasi strawberry bermental lemah, Gen-Z justru banyak menyuarakan akan menjadi orang tua yang melek parenting dan mental health melalui konten POV di media sosial. Lantas, apakah benar Gen-Z yang disebut generasi stroberi mampu menjadi memberikan parenting yang baik?
Dilansir dari salah satu artikel ilmiah Jurnal Sabana, membangun fondasi keluarga yang kokoh menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan parenting pada era Gen-Z.
Untuk membangun fondasi keluarga yang kokoh, Gen-Z perlu mempersiapkan pernikahan yang berkualitas agar nantinya Gen-Z sebagai calon orang tua sudah memiliki bekal dan wawasan. Melalui bekal dan wawasan tersebut, Gen-Z sebagai Smart Parents diharapkan dapat menciptakan lingkungan keluarga yang baik, peduli mental health, dan tumbuh kembang anak.
Untuk menciptakan pernikahan yang berkualitas dan membangun fondasi keluarga yang kokoh sehingga menciptakan anak-anak yang kuat secara fisik dan psikologis, berikut tips-tips yang dapat Smart Parents dan Smart Parents Candidate coba
1. Mempersiapkan kondisi fisik, psikologis, dan finansial.
Menurut Jurnal Sabana, persiapan fisik, psikologis, dan finansial merupakan batas minimum dari Smart Parents untuk mencapai pernikahan yang berkualitas. Persiapan fisik bukan sekadar siap secara biologis saja, tetapi juga dibersamai kesiapan psikologis Smart Parents untuk memahami peran satu sama lain.
2. Keterbukaan Komunikasi
Selain mempersiapkan secara fisik, psikologis, dan finansial, Calon Smart Parents juga harus siap terhadap keterbukaan komunikasi. Smart Parents harus dapat mendiskusikan segala sesuatu secara terbuka, baik suka maupun tidak suka agar tidak terjadi kecurigaan bahkan kesalahpahaman.
3. Memperhatikan Kematangan Usia
Salah satu faktor penting untuk menunjang pernikahan yang berkualitas yaitu usia yang matang. Tingkat kematangan usia dapat menentukan bagaimana cara Smart Parents dalam mengambil keputusan. Dilansir dari Prophetic Journal, teori perkembangan mengatakan usia yang matang untuk menikah yaitu 20 - 40 tahun. Sementara menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia yang untuk menikah yakni 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
4. Mempertimbangkan Faktor Demografi
Belakangan ini ramai akan tingginya angka perceraian. Beberapa penyebab diantaranya yaitu ketidaksetaraan ekonomi, pendidikan, KDRT, perbedaan budaya dan gaya komunikasi. Hal tersebut menandakan petersebut para Calon Smart Parents untuk mempertimbangkan faktor demografi untuk menghindari adanya perbedaan pandangan yang jauh dan gesekan yang fatal dalam rumah tangga.
5. Mempersiapkan Ilmu Parenting
Smart Parents, mempersiapkan ilmu parenting sejak dini juga menjadi salah satu pendukung terciptanya pernikahan yang berkualitas dan fondasi keluarga yang kokoh.
Menurut kamus Oxford, parenting yakni the process of caring for your child or children. Sementara dalam bahasa Arab, parenting yakni "tarbiyah al-Awlad" yang memiliki interpretasi sebagai proses penumbuhan dan pengembangan potensi anak baik secara fisik, psikologis, sosial, bahkan spiritual. Melalui parenting yang konsisten, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang tangguh dan berkualitas.
Adapun upaya parenting awal dapat dimulai dari komunikasi yang baik dengan anak. Menurut ustadz Rizem Aizid dalam Buku Mendidik Anak Ala Rasul, Parenting dapat dimulai sejak 0-6 tahun dengan memperlakukan anak bagaikan raja, yakni memenuhi segala kebutuhannya. 7-14 tahun dengan perlakuan layaknya tawanan, yakni mendisiplinkan dan memberikan pemahaman akan tanggungjawab. 15-20 tahun yakni didiklah anak bagaikan sahabat, dan 21 tahun yakni memberikan kepercayaan dan kebebasan.
Source :
https://journal.literasisains.id/index.php/sabana/article/view/3293
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/prophetic/article/view/3475